Taruhan Bola Sukawati – Sering kali para pemain Leicester dianggap adalah biang keladi keluarnya ranieri. Namun demikian Juergen Klopp tak seopini.
Diketahui bahwa Ranieri dikeluarkan oleh kubu Leicester pada tanggal 23 Februari 2017 yang silam yang silam dan sembilan bulan yang silam usai mengantarkan klub tersebut menjadi juara di Liga Primer. Hasil jelek pada kompetisi level domestik sering kali dianggap merupakan latar belakang dari pada pemecatan pria yang berdarah Italia tersebut.
Akan tetapi beberapa kali muncul laporan yang cukup berkembang dan mengungkapkan kalau para pemain sekarang ini telah kehilangan rasa percayanya kepada Ranieri. Terutama setelah kekalahan berskor 2-1 dari Sevila pada leg pertama pada fase enam belas besar di Liga Champions. Para pemain konon katnya bertemu dengan petinggi klub dan mengungkapkan bahwa mereka tidak suka dengan bagaimana cara Ranieri mengajar di dalam esi latihan.
Hal tersebut kemudian mendapatkan bantahan langsung dari pemain senior mereka yakni Kasper Schmeichel serta Jamie Vardy. Walau pun begitu kabar adanya perpecahan di dalam internal memberikan keuntungan kepad LIverpool yang melakukan pertandangan ke King Powers Stadium di tanggal 28 Februari 2017 yang silam.
Megnenai kabar dari pada pemain yang merupakan alasan kenapa Ranieri terkena pemecatan Klopp sendiri mengungkapkan kalau dia tidak peracaya dan kemudian menunjuk nama manajemen klub sebagai biang dari pada kenapa Ranieri terpecat.
“Para pemain sekarang ini sudah tidak lagi sekuat seperti dulu. Dan kami, manajer sekarang ini lebih kuat dibandingkan yang dulu.” jelas Klopp seperti yang berhasil dilansirkan langsung oleh Master Taruhan Bola Sukawati.
“Dan ini semua adalah mengenai ketergantungan dari pada petinggi klub. Selama para pemain bisa bermain dengan solid maka hal tersebut sudah barang tentu tidak akan menjadi masalah. Dan apa bila mereka mulai berbicara kepada petinggi klub mengenai diri anda maka sudah barang tentu bahwa anda harus bisa mencari bukti yang lain tentang hal ini.” terangnya menyambungkan kembali kepada kami.
“Dan mengenai hal ini, semuanya bukan lah mengenai berapa kuat si pemain. Memang betul bahwa pemain yang kami miliki harus bisa bertingkah kuat di dalam tim kami namun demikian hal ini semata bukan lah demi memecat manajer.” terangnya melanjutkan.
“Dan sepertinya ini bukan lah karena para pemain The Foxes. Dan apa bila ada yang menanyakan hal tersebut maka mereka sudah barang tentu bisa memberikan jawaban terhadap hal ini.” tutur Klopp seeprti berhasil dituliskan dalam keterangan ayng berhasil kami buat.
Sementara itu Everton memiliki mimpi untuk bisa finis pada peringkat empat besar pada musim ini dan harapan tersebut kemudian disematkan kepada Romelu Lukaku yang sekarang ini sedang tampil dengan sangat baik pada musim ini.
Memang terlihat dengan sangat jelas bahwa pada pekan ini Everton memang berhasil menang dengan skor 0-2 dari Sunderland dengan salah satu gol yang dibuahkan oleh Lukaku dan hal tersebut terjadi pada menit 80 berjalannya pertandingan. Dan golnya pun khas dirinya ketika dia sukses menundukkan Bryan Ovierdo sebelum mereka menaklukkan JOrdan Pickford.
Untuk Lukaku gol tersebut merupakan yang ketujuhbelas terjadi kepadanya musim ini dan hal tersebut menjadikan dirinya top skrer bersama dengan dua Alexis Sanchez serta Harry Kane. Striker Belgiea tersebut cuma memiliki jarak 1 gol saja dari rekornya yang terbaik selama 1 musim yakni delapan belas gol pada periode 2013/14.
Gol yang ini juga bisa dibilang bersejarah lantaran Lukaku sekarang ni juga lah merupakan pemain Everton yang paling tajam pada era Liga PRimer dengan enam puluh angka dan hal tersebut menyamai torehan yang sebelumnya pernah dibuat oleh Duncan Ferguson.
Lukaku melakukan hal tersebut dalam 129 laga dengan rinciannya ada tujuh kali brace serta 2 hat trick dan juga ia berhasil membuahkan empat gol sejauh ini.
Sehubungan dengan ketajaman dari pada Lukaku tersebut Everton tentu saja sangat terbantu di dalam persaingan ini menuju kompetisi pada level Eropa yang akan terjadi pada musim ini. Untuk sekarang ini The Toffees sedang menduduki peringkat ketujuh dengan 44 poin di genggaman. Mereka punya selisih selebar enam poin dari kubu Arsenal dari peringkat keempat dan mereka sudah tiadk terkalahkan dan hal tersebut terjadi selama sembilan kali laga di dalam liga akhiran ini.
Sehubungan dengan tertinggal cuma ada 12 pekan lagi maak bisa dibilang bahwa kans dari pada Everton untuk bisa finis pada peringkat empat besar bisa dibilang masih lah belum tertutup sama sekali dan kepada Lukaku lah mereka menaruh harapannya. Hal ini mereka ungkapkan ketika sedang memiliki kesempatan untuk melakukan perbincangan empat mata bersama dengan Bandar Taruhan Bola Sukawati.
“Hasrat ku? Sudah barang tentu bahwa saya ingin mendaptkan kemenangan dan saya tentu saja ingin trofi. Namun demikian saya merasa bahwa kami tidak bakalan bisa memenangkan trofi pada musim ini. Yang saya inginkan bersama dengan tim ini cuma lah untuk menang. Bisa finis setinggi mungkin akan sangat memberikan bantuan kepada rekan-rekan saya melewati batas. Kami salaing memberikan semangat satu dengan yang lain dan hal tersebut adalah sesuatu yang sangat petning ketika anda sedang berbicara soal sepak bola.” jelas Lukaku melugaskan kepada kami.
Berita terakhir yang akan dipaparkan oleh Situs Taruhan Bola Sukawati di sini adalah mengenai Luciano Spalletti yang mengungkapkan kalau dirinya merasa muak megnenai pertanyaan mengenai penalty untuk kubu AS Roma yang terus-menerus mendapatkan bahasan sekarang ini. Dia menilai bahwa Roma memang layak untuk mendapatkan kemenangan dari kubu Inter Milan.
Roma sendiri pulang dari lawatannya bermain di Gieseppe Meazza dengan 3 poin. Melawan kubu dengan baju warna biru hitam tersebut pada tanggal 27 Februari 2017 yang silam Giallorossi diketahui berhasil mendapatkan kemenangan dengan angka akhir 1-3
Diketahui bahwa tim tamu terlebih dahulu memimpin dengan skor 0-2 terlebih dahulu melalui 2 gol yang sukses dibuahkan oleh Radja Nainggolan. Sempat dibalas langsung oleh Mauro Icardi, akhirnya Roma kemudian menyegel kemenangannya melalui penalty yang dibuahkan oleh Diego Perotti. Penalti sendiri diberikan oleh hakim lapangan terhadap pelanggaran dari pada Gary Medel kepada Edin Dzeko.
Setelah pertandingan tersebut selesai,Spalletti kemudian melakukan wawancara bersama dengan media local. Ketika dia tiba di stiudi, mereka sedang melakukan pembahasan sekitaran tentang potensi dari pada pelanggaran serta beberapa kali blunder wasit.
Beberapa kali muncul anggapan kalau Nainggolan melakukan pelanggaran kepada Roberto Gagilardini sebelum ia membuahkan gol keduanya. Pertanyaan mengenai penalty juga beberapa kali diajukan untuk Spalletti sehubungan dengan Roma merupakan pemain yang paling sering harus berurusan dengan penalty pada Serie A sejauh ini.
Football Italia mengungkapkan kalau Spalletti terlihat begitu kesal dengan pertanyaan yang diajukan oleh para media terhadap dirinya. Dia memberikan penilaian bahwa pembahasan mengenai penalty sama sekali tidak menghargai kerja keras dari pada para pemain dan hal ini tentu saja membuat dirinya merasa cukup kesal dengan apa yang terjadi.
“Saya sendiri sebenarnya kurang begitu mengetahui tentang apa yang sebenarnya sedang dicari oleh orang-orang sekarang ini. Roma adalah tim yang layak meraih kemenangan dan beberapa kali kita bias melihat sendiri bahwa beberapa orang melakukan insiden-insiden yang kecil dan saya sendiri tidak melihat tentang adanya pelanggaran yang dilakukan oleh Nainggolan untuk Gagliardini lantaran dia melompat pada waktu yang kurang benar.” Papar Spalletti seperti sukses diberitakan dalam tulisan yang sukses dibuat oleh Master Taruhan Bola Sukawati.
“Sebenarnya sebuah hal yang membuat saya tertarik tentang penampilan tim dan itu menunjukkan kalau Roma pantas untuk meraih kemenangan dan sama sekali tidak ada keraguan tentang hal ini. Sepanjang pecan kita sering kali melihat orang bebreapa kali melakukan ajakan kepada pakar serta mantan pemain Inter untuk membicarakan mengenai penalty dan tentang hal ini kami harus mengakui bahwa hal tersebut membuat kami merasa muak.” Jelasnya menambahkan.
“Pada tahun kemarin saya memiliki 1 penalti di dalam Sembilan belas kali pertandingan namun demikian saya sendiri tidak pernah melakukan pembandingan dengan rekor yang dilakukan oleh tim lain. Pada intinya kami tetap meraih kemenangan dan Inter sedang mencoba untuk menciptakan selurhu kontroversi tersebut sepanjang pecan dan meletakkan dasar. Penalti sendiri tidak otomatis berubah menjadi poin begitu saja.” Akhir katanya menyimpulkan seperti berhasil diberitakan langsung oleh Taruhan Bola Gianyar. (RB)