Pasaran Bola Indonesia – Musim kemarin Vardy mungkin tidak dikenal. Tapi sekarang sudah seperti artis dan juga inspirator.
Nama Jamie Vardy menunjukkan penamplan yang super fenomenal pada periode 2015/16 ini. Secara keseluruhan dirinya telah berhasil membuahkan 24 gol dan jumlah tersebut sama dengan yang dimiliki oleh Sergio Aguero yang merupakan pemain dari pada kubu Manchester City. Jumlah tersebut juga hanya kalah dari Harry Kane yang notabene merupakan pemain dari pada Tottenham Hotspur sekarang ini. Malah dia juga sempat menjadi top skorer sementara di dalam klubnya pada saat kompetisi berjalan setengah sampai pada akhirnua dominasi dirinya sempat terjebak pada awal tahun.
Penampilan okenya tersebut kemudian menjadikan dirinya sebagai pemain paling oke di Premier League pada musim ini. Dirinya telah sukses mengalahkan sembilan kandidat yang lain di mana dalam salah satu dari beberapa daftar tersebut ada juga nama N’Golo Kante dan Riyad Mahrez yang juga difavoritkan.
Padahal pada musim kemarin Vardy sendiri bukanlah siapa-siapa ketika anda membahas tentang persepakbolaan di Inggris Bahkan empat tahun yang silam ketika para atlet dan sepak bola sedang berada di usia emasnya untuk menempa permainan, dia sempat bekerja sebagai kuli di sebuah pabrik untuk alat kesehatan dan hal ini lah yang kemudian membuat dirinya menjadi begitu fenomenal.
Kontribusi yang diberikan Vardy juga memberikan pengaruh terhadap Leicester pada musim ini.Diketahui bahwa Leicester baru merasakan juara untuk pertama kalinya di Liga Primer pada musim ini semenjak kedatangan dirinya dan hal ini membuat dirinya menjadi begitu spesial.
Claudio Ranieri yang merupakan sang manajer memberikan penghargaan khusus kepada Vardy. Disebutkan oleh pria yang berdarah Italia tersebut kalau kisah dari pada seorang Vardy bakalan memberikan inspirasi untuk orang lain di bumi ini.
“Saya bisa bilang kalau cerita hidupnya sangat lah fenomenal dan akan memberikan dampak kepada siapa pun yang mengetahuinya. Namun ketika anda ingin melakukan sesuatu maka anda harus benar-benar yakin kalau suatu hal akan terjadi kepada anda dan itu lah yang saya lihat dalam diri Vardy sekarang ini.” ujar Ranieri menerangkan ketika diberikan pertanyaan oleh Pasaran Bola Indonesia Online.
“Memang benar bahwa setiap orang di dunia ini bakalan bisa membuat kesalahan namun ketika anda ingin melakukan sesuatu maka yang perlu anda lakukan adalah keyakinan bahwa sebuah hal akan terjadi kepada anda.” tegas Ranieri mengakhiri pembicaraannya bersama dengan kami.
Ranieri sendiri sebenarnya dikenal merupakan sosok yang bisa membuat sebuah tim menjadi pemilik runner up. Dan sehubungan dengan adanya bukti trofi Liga Primer ini, hal ini sekaligus membuat julukan tersebut menjadi menghilang.Ini merupakan kali pertamanya Ranieri berhasil membuat sebuah klub kecil menjadi juara di liga dan jasanya tersebut sudah barang tentu bakalan dikenang sampai dengan kapan pun.
Semetara itu duel antara Chelsea dan Leicester pada malam ini memang sudah tidak ada lagi artinya untuk kedua belah kubu.Namun demikian pertandingan ini diyakini bakalan memberikan sesuatu yang berbau emosional untuk Ranieri secara pribadi.
Untuk Chelsea sendiri, Ranieri bukan lah orang yang asing karena pelatih yang berumur 64 tahun tersebut pernah melatih di Stamford Bridge pada periode 2000 sampai dengan 2004 yang silam. Namun demikian selama periode itu dia sama sekali tidak pernah berhasil membuat tim yang berada di bawah kepemilikan Roman Abramovich tersebut meraih gelar juara sama sekali.
Di dalam musim terakhirnya bersama dengan The Blues yakni 2003/04, Ranieri telah berhasil berada pada puncak klasemen akan tetapi ketika turnamen cuma tinggal menyisakan tujuh pertandingan saja, kemudian The Blues ketinggalan empat angka dari Arsenal dan di saaat itu lah mereka pun gagal dalam meraih trofi tersebut.
Bukannya membuat keunggulan tetap terjaga, malah John Terry cs ketinggal 12 poin dalam pertandingan-pertandingan yang bersisa tersebut sehingga mereka pun pada akhirnya harus mengakui kekuatan Arsenal. Musim tersebut sekaligus juga merupakan yang terakhir untuk Ranieri bersama dengan Si Biru dan juga itu merupakan titik terdekat Chelsea mejadi juara sebelum pada akhirnya Jose Mourinho datang dan membuat klub tersebut menjadi juara pada musim berikutnya.
Para pemain Chelsea sendiri mengungkapkan kalau mereka cukup senang dengna laju yang dibuat oleh Leicester bersama dengan Ranieri. Dan itu berarti ada sebuah rasa respek serta sayang Ranieri dengan membantu Ranieri untuk menjuarakan klub yang ia latih tersebut.
Untuk di pertandingan pamungkas nanti, Ranieri akan menjalankan pertandingan pamungkas dan ini akan terjadi pada pekan terakhir di Liga. Chelsea akan berhadapan dengan Leicester dan ini akan dilakukan di Stamford Bridge tanggal 15 Mei 2016.
Ranieri sendiri mengungkapkan kalau tim nya berharap agar tim bisa tetap bermain dengan habis-habisan. Mengenai menang atau kalah itu akan menjadi sesuatu yang nomor dua.” katanya menerangkan.
“Seperti yang kalian ketahui, kami adalah tim yang berhasil mendapatkan gelar juara PRemier League dan kami akan berakting selayaknya. Kemenangan akan menjadi harga mati untuk kami.” terang mantan pelatih Inter Milan tersebut mengakhiri perkataannya.
Selanjutnya kita akan membahas tentang pentingnya nama Giorgio Chiellini untuk kubu Juventus. Semenjak dirinya dibeli oleh klub di tahun 2005 yang silam, dirinya selalu menjadi pilar yang diutamakan dalam pertahanan Bianconerri. Ada pula sebuah rekor istimewa yang lain dari dalam dirinya. Pada pertandingan pamungkas di Serie A malam tanggal 14 Mei 2016 yang lalu Chiellini berhasil membuat rekor baru di mana dia berhasil melakukan satu daripada lima gol kemenangan tanpa ada balasan dari kubu Sampdoria.
Istimewanya gol itu adalah bahwa selama sebanyak 11 musim berseragam The Old Lady dia hampir tidak pernah absen membuahkan angka untuk klub per musim kecuali hanya terjadi 2 kali yaitu pada periode 2005/06 dan 2014/15 yang silam menurut pemantauan dari Situs Pasaran Bola Indonesia.
Dia paling produktif membuahkan empat angka dan hal tersebut terjadi selama 2 musim secara beruntun.Dan sebagian besar gol dibuat olehnya dengan mengandalkan sundulan.
Pada musim ini pemain yang berumur 31 tahun tersebut sering kali harus berurusan dengan cedera dan daripada hal ini akibatnya dirinya hanya bermain 24 kali saja di liga. Ketika berhadapan dengan Sampdoria, itu merupakan pertama kailnya dirinya dijadikan starter semenjak terakhir kali yang terjadi kepada dirinya adalah tanggal 2 April 2016 yang silam hal ini bertepatan dengan penampilannya yang keempat ratus bersama dengan tim dengan nama lain La Vecchia Signora tersebut.
Chiellini bisa dibilang merupakan pemain bertahan yang super konsisten dalam permainannya. Dan oleh karena itu ia termasuk salah satu pemain bertahan paling oke di dunia. Dan beberapa media top di Inggris kemudian mencatumkan dirinya sebagai salah satu dari 50 pengolah kulit bundar terbaik dunia versi tahun 2012 yang silam.
Salah satu komentar terbaik tentang si pemain yang pernah terkena insiden gigitan Luis Suarez di Piala Dunia tersebut adalah datang dari Walter Mazzarri.
“Saya bisa katakan kalau dia merupakan pemain yang punya ukuran universal di dalam permainannya. Dia tahu benar tentang peran yang ia mainkan di dalam tim. Dia expert dalam hal itu. Setiap manajer di dunia ini pasti menginginkan adanya nama Chiellini di dalam tim yang ia latih dan saya tahu kenapa hal seperti itu terjadi. Dia seperti datang dari planet lain. Hanya dengan 1 orang diri saja dia bisa menahan laju dari pada 3 pemain lawan secara sekaligus dan hal ini menurut saya merupakan sesuatu yang tidak bisa dimiliki dari pemain lain. Itu lah yang membuat dirinya menjadi begitu spesial di mata saya.” kata Mazzarri tahun 2014 yang silam yang mana artikel ini juga sebelumnya dibuat oleh Pasaran Bola Indonesia Hari Ini.
Pemain yang merupakan jebolan dari akademi Livorno dan pernah menjadi bagian dari klub Fiorentina dan AS Roma ini juga merupakan bek tengah pilihan utama untuk tim nasional Italia. Pertama kali menjalankan debut di tahun 2004, namanya sama sekali tidak bisa tergantikan. Dia selalu mendapatkan peran reguler di dalam tim. Dan sampai dengan sekarang ini dirinya sudah memainkan sebanyak 82 pertandingan bersama dengan Gli Azzurri sebagaimana menurut pemantauan yang dilakukan oleh Pasaran Piala Eropa. (RB)