Bandar Bola Judi Online – Ancelotti memprediksikan kalau Piala Eropa bakalan bisa dimenangkan dengan mudah oleh tim bermodalkan counter attack.
Sebagaimana kita semua ketahui Leicester berhasil memetik keberhasilan ketika memainkan Liga Primer 2015/16 yang lalu. Padahal mereka pada awalnya diramalkan merupakan tim yang akan berada pada area degradasi. Tim yang berada di bawah arahan Claudio Ranieri tersebut secara spontan berhasil menunjukkan diri sebagai sebuah klub yang begitu hebat. Mereka bahkan berhasil memenangkan gelar liga pada saat musim berakhir.
Sementara itu Atletico berhasil mendapatkan tiket untuk kembali bermain di final LIga Champions usai dua tahun yang silam walaupun pada akhirnya mereka harus mengalami kekalahan ketika bermain dengan REal Madrid pada partai final. Di dalam pertaindingan Liga Spanyol, mereka juga sempat berada pada persaingan gelar walaupun pada akhirnya mereka harus menyatakan puas cuma dengan finis pada peringkat ketiga saja.
Atletico dan Leicester sendiri pada dasarnya bisa dibilang memiliki kesamaan kalau dibahas soal cara bermain yang mereka usung. Mereka berdua diketahui oleh Bandar Bola Judi Online Terbaik bermodalkan serangan balik ketika memainkan sebuah pertandingan dan kelihaian mereka dalam mempertahankan gawang mereka dari kebobolan adalah sesuatu yang membuat para lawan menjadi tidak berkutik. Mereka sering kali membiarkan musuh menguasai bola terlebih dahulu sebelum pada akhirnya mereka melancarkan serangan yang tidak bisa terbendung oleh tim lawan. Mengenai hal ini Carlo Ancelotti pun mengungkapkan perspektifnya kepada kami yang sedang mewawancarainya.
“Pada saat saya melihat kembali kepada musim-musim kami bermain di liga serta negara-negara sepak bola yang besar di level Eropa kemudian berada pada level kompetisi di Perancis selama enam minggu yang akan datang, saya meyakini kalau bermain di Piala Eropa bakalan menjadi tempat yang sangat cocok untuk saya mengusung gaya permainan. Ini bisa menjadi kompetisi sepak bola yang diwarnai dengan serangan balik.” keterangan mantan pelatih Real Madrid tersebut menerangkan ketika kami mintai komentarnya.
“Kita bisa melihat sendiri bagaimana Leicester berhasil memenangkan kejuaraan domestik pada musim ini. Merka cuma mengandalkan satu cara saja yaitu melalui serangan balik. Mereka sangat mengedepankan agresivitas mereka dalam melakukan counter attack. Kecepatan adalah hal utama yang menjadi senjata utama mereka. Bagi mereka, tidak penting penguasaan bola di dalam pertandingan selama mereka bisa mempertahankan gaya bermain mereka di belakang lapangan dengan baik. Hal ini lah yang saya rasa menjadi pedoman dan latar belakang kesuksesan mereka dan hal ini sama sekali tidak bisa disangkal oleh siapa pun juga karena faktanya memang demikian.” lanjut pria yang juga pernah melatih di Perancis bersama dengan kubu Paris Saint Germain tersebut.
Pelatih sepak bola yang berumur 56 tahun tersebut mengungkapkan bahwa ia percaya kalau cara bermain seperti itu merupakan sebuah konsep yang lebih gampang untuk dipraktekkan dan dipahami ketika itu mengacu kepada amunisi pemain tim nasional yang memiliki waktu relatif urang lebih lebih singkat untuk membuat pemahaman dalam permainan di dalam skuat.
“Ini adalah sebuah fakta yang sangat sederhana apa bila mereka ingin sebuah tim memainkan strategi dari belakang lapangan. Kita benar-benar harus bisa memainkan permainan dengan mengandalkan unsur kesabaran di dalam permainan kami. Bahkan sering kali kita benar-benar harus melewati momen membosankan dengan bertahan saja. Dengan begitu lah kita bisa menerkam lawan kami. Seperti seekor macan yang begitu sabar untuk menunggu lawannya lengah dan kemudian mereka menerkamnya.” terangnya menyambungkan lebih lanjut.
“Namun hal ini sangat terkecuali untuk Spanyol. Saya bisa katakan kalau mereka bukan lah tim yang bisa melakukan hal tersebut. Hampir seumur hidup mereka diajarkan untuk menguasai bola. PEndekatan seperti ini adalah sesuatu yang menurut saya tidak cocok untuk mereka karena mereka mungkin tidak akan paham betul bagaimana cara menerapkannya karena mereka sering kali lebih mantap kalau menguasai bola.” tandas pria yang merupakan Italiano tersebut mengakhiri komentarnya bersama dengan kami.
Bandar Bola Judi Online Indonesia juga ingin mewartakan tentang sebuah keputusan kontroversial yang terlahir dalam pertandingan Brasil kontra Ekuador. Carlos Dunga yang merupakan manajer dari pada Slecao mengungkapkan sendiri bahwa dirinya padad asarnya tidak mengetahui apakah gol yang diciptakan oleh Ekuador sebenranya bersih atau tidak.
Dalam pertandingan Grup B yang menggunakan tempat di California, Rose Bowl tanggal 5 Juni 2016 yang lalu tersebut, Ekudaor dan BRasil harus berbagi poin setelah mereka berdua bermain dengan skor kaca mata sampai dengan peluit panjang dibunyikan wasit.
Dan ada satu keputusan yang benar-benar kontroversi dilakukan oleh wasit ketika mereka memberikan anulir terhadap gol Ekuador yang dibuahkan oleh Miller Bolanos di menit 66 berjalannya pertandingan.
Proses ini berawal dari passing yang diberikan oleh Montero untuk Bolanos pada bagian kiri kotak terlarang milik BRasil. Bolanos kemudian melakukan pengejaran supaya bisa memberikan crossing ke arah dalam gawang. NAmun demikian bola tersebut malah berbelok ke dalan gawang lantaran Alisson Becker tidak berhasil melakukan penangkapan dengan sempurna.
Namun demikian wasit yang berada pada sebrang lapangan mengungkapkan kalau bola tersebut lebih dulu berada di luar lapangan sebelum menjadi gol. Dan sehubungan dengan hal ini maka gol tersebut pun kemudian dianulir dan tidak dianggap.
Brasil pun bisa dibilang lebih diuntungkan sekarang ini karena gol yang tidak dianggap tersebut. Walau pun begitu Dunga sendiri tidak ingin berkomentar terlalu banyak tentang hal tersebut karena iaa tidak langsung melihat dari sudut pandangnya tentang gol tersebut.
“Saya tidak ingin berbicara banyak tentang hal ini karena saya benar-benar jauh dari lokasi terjadinya kejadian tersebut. Kalau memang saya bisa melihatnya dari sudut yang sempurna baru saya bisa membicarakan mengenai perkara ini namun faktanya tidak lah demikian.” jelasnya.
“Para pemain yang paling dekat dan mengungkapkan kalau bola memang telah keluar terlebih dahulu.” ungkapnya menuturkan lagi.
Sehubungan dengan hasil seri ini maka sementara waktu tim sedang berada pada puncak Grup B sementara itu tim dikuasai oleh Peru dengan kemenangan berskor 0-1 dari kubu Haiti. Dalam pertandingan kedua kontrak Haiti.
“Sudah barang tentu bahwa kami menginginkan sesuatu yang lebih. Kami benar-benar ingin menjadi sebuah kuat yang lebih kuat dalam hal bertahan.” tandasnya.
Berita selanjutnya yang akan Website Bandar Bola Judi Online Paparkan di sini adalah tentang Uruguay. Mereka tidak akan diperkuat oleh jagoan mereka, Luis Suarez untuk pertandingan kontra Meksiko nanti. Sebabnya adalah pemain Barcelona tersebut masih belum pulih seratus persen dari cedera yang ia alami.
Diketahui bahwa pria yang memiliki gigi kelinci tersebut mendapatkan cedera pada bagian hamstring-nya ketika berhadapan kontra Sevilla dalam laga Copa del Rey 2 pekan yang silam. Cedera itu membuat Suarez menjadi diragukan untuk tampil di dalam pertandingan Copa America Centenario.
Akan tetapi pada akhirnya Suarez pun diberikan ijin untuk dikirim ke Amerika Serikat untuk join bersama dengan rekan astu tim dan melanjutkan sesi recovery terhadap penyakit yang membebatnya tersebut.
Dan Suarez sendiri pada dasarnya telah mulai latihan di luar gym walaupun ia tidak berlatih seintens teman=temannya yng lain. Beberapa kabar menyebutkan kalau Suarez memiliki kans untuk turun ke lapangan bersama dengan para rekan timnasnya ketika laga kontra Meksiko nanti.
Oscar Tabarez yang merupakan manajer Uruguay mengungkapkan kalau hal tersebut tidak bakalan terjadi karena untuk si pemain hal ini terlalu beresiko.
“Memainkan Suarez? Itu adalah hal yang tidak mungkin untuk pertandingan melawan Meksiko nanti. Saya memiliki sejumlah alasan untuk hal tersebut. Namun sebenarnya anda semua sebenarnya sudah barang tentu tahu kenapa saya berkata demikian.” penjelasan Tabarez mengungkapkan untuk kami.
“Tentu saja kami menginginkan efek jangka panjangnya. Untuk apa Luis Suarez dimainkan dalam kondisi yang tidak sempurna. Kami ingin agar dia sembuh total terlebih dahulu. Baru setelah itu ia akan kami mainkan. Saya pikir rencana tersebut jauh lebih baik untuk tim ini karena kami menginginkan jasanya dalam waktu yang lebih panjang. Bukan cuma sekedar 1 pertandingan saja.” simpulnya mengakhiri perkataan bersama dengan Bandar Judi Online. (RB)