Agen Sbobet Paling Populer – Tepatnya di bulan Oktober nanti, Arsene Wenger genap 20 tahun bekerja untuk Arsenal. Dia pun curhat.
Wenger secara resmi datang ke Arsenal pada musim 1996/1997 yang lalu. Semenjak itu dia memiliki cukup banyak kesuksesan bersama dengan klub dalam 1 dekade pertamanya sebgai manajer di sana. Di mana salah satunya adalah di Liga Primer. Mereka berhasil meraih trofi tersebut dengan rekor tanpa kekalahan satu kali pun.
Akan tetapi sekarang ini pria yang berdarah Perancis tersebut sedang dihadapkan pda kondisi yang benar-benar seratus delapan puluh derajat berbeda. Titel Premier League yang berhasil ia sabet sekitar 13 tahun yang lalu. Sementara dalam liam tahun belakangan ini raihan yang berhasil ia dapatkan cuma 2 kali juara Piala FA serta kompetisi Community Shield.
Dalam kondisi yang seperti itu banyak sekali desakan yang diarahkan kepada Wenger baginya untuk meninggalkan klub. Sering kali bahkan teriakan ini berasal dari tribun penonton kepada dirinya. Di dalam kontraknya tertulis bahwa ia akan selesai menjadi manajer di tahun yang akan datang. Sudah barang tentu bahwa ini bakalan menjadi ajang yang menentukan apa yang terjadi kepada Wenger. Mengenai apakah dia akan bertahan lebih lama lagi atau tidak, hal ini masih menjadi sebuah mister yang tidak bisa dikupas.
Terlepas dari The Gunners yang telah lama tidak berhasil mendatangkan asupan trofi tambahan, rupanya pensiun menjadi sesuatu yang cukup mengejutkan untuk Wenger. Hal ini dia utarakan di dalam sebuah buku yang ditulis oleh Alam Curbishley.
“Saya bisa bilang bahwa sepak bola sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup saya. Dan apa bila bisa dibilang dengan jujur, saya sangat takut dengan hari di mana saya harus pensiun. Sebabnya adalah karena semakin saya lama menunggu hari pensiun, maka rasa kecanduannya akan semakin gila lagi.” terang Wenger ketika sedang berada dalam perbincangan sesi wawancara bersama dengan Agen Sbobet Paling Populer di Dunia.
Telah 3 tahun berlalu semenjak terakhir kali Wenger ditinggalkan oleh Sir Alex Ferguson di Premier League yang merupakan sahabatnya di sana. Wenger sempat beberapa kali bertemu dengan Fergie, dan ia sama sekali tidak mengerti dengan bagaimana cara Fergie bisa meninggalkan sepak bola dalam hidupnya dan sampai dengan sekarang ini tidak memiliki keinginan untuk kembali dalam karirnya tersebut.
“Usai Alex memutuskan untuk pensiun, dan kami berhadapan dengan Manchester United, dia mengungkapkan kepadaku untuk menikmati minuman bersama dengan dirinya. Kemudian saya menanyakan kepadanya. ‘Apakah kamu merindukan hari-hari (di mana Fergie adalah seorang manajer) itu?’. Dan dia menggelengkan kepala kepadaku. Jujur saja, saya sedikit pun tidak mengerti dengan cara pemikirannya. Itu merupakan sebuah kekosongan dalam hidup dan saya sama sekali tak mengerti bagaimana ia bisa melepaskan hidup dari sesuatu yang telah ia kerjakan hampir seumur hidupnya tersebut.” kata Wenger memberikan komentar ketika sedang kami minta jawabannya.
Kenyataannya telah 30 tahun lebih Wenger berkecimpung di dunia kepelatihan sepak bola. Dia mengawali karirnya dari Nancy yang merupakan klub dari Liga Perancis pada tahun 1984 yang silam. Kemudian mereka berlanjut ke AS Monaco serta Nagoya Grampus Eight sebelum pada akhirnya menerima pinangan dari kub Arsenal.
“Apa bila sebuah laga berjalan benar-benar oke maka kemungkinan saya mungkin akan pergi bersama dengan sahabata atau keluarga untuk melakukan makan malan serta minum. APa bial tidak, maka saya akan langsung pulang ke rumah dan menonton laga sepak bola yang lain serta melihat manajer lain memiliki penderitaan.” sambung pria yang berdarah Perancis ini menambah pembicaraannya.
“Dan apa bila kami kalah maka hal tersebutr akan membuat akhir pekan saya menjadi hancur. Namun demikian saya telah banyak sekali belajar dan itu telah terjadi selama bertahun-tahun utnuk menghadapi kekecewaan dan kami mencoba kembali lagi. Dan sekarang ini yang membantu adalah ketika anda harus bertemu dengan kekecewaan dan kembali lag. Yang membuat bantuan adalah ketika anda datang ke dalam klub ini dan melakukan pembicaraan bersama dengan asisten kita. Terkadang mengikuti sesi latihan dan memulai lagi seluruh hal dengan mata kepala yang terbuka adna menjadi lebih baik dan fresh.’ keterangannya memaparkan lebih sambung kepada kami.
Sementara itu ada berita lain tentang seorang manajer Italia yang sekarang ini bekerja untuk klub Jerman dan orang ini bernama Carlo Ancelotti. Ada juga nama Davide Ancelotti yang baru saja resmi diperkenalkan menjadi asisten untuk si bos.
Bayern sendiri memberikan pengumuman nama DAvide sebagai asisten manajer dari pada Ancelotti dan hal ini telah dituliskan secara lngsung melalui kicauan lewat Twitter. Sekarang ini Davide baru berumur 27 tahun dan dia sendiri masih belum memiliki jam terbang yang cukup banyak di dunia kepelatihan. NAmun demikian dia memiliki tugas yang lain dan tidak kalah penting yaitu untuk memberikan sokongan kepada yahnya supaya bisa memimpin Die Roten dengan baik.
Sebagaimana dikutip langsung oleh kami, Davide sendiri merupakan eks pemain akademi kubu AC Milan. Akan tetapi dia tidak berhasil mendapatkan tempat untuk bermain di dalam tim reguler bersama dengan klub tersebut. Dia pun kemudian memutuskan untuk keluar dari jalur tersebut dan lebih mendalami pendidikan dengan melihat kepada sains olahraga.
Ketika Ancelotti masih menjadi Real Madrid, Davide juga memiliki peran sebagai staff di dalam klub tersebut di mana dia merupakan manajer kebugaran. Dan kemudian dia hengkang dari klub tersebut sehubungan dengan ayahnya dipecat dari kubu tersebut.
Ketika Ancelotti ditunjuk untuk menjadi pelatih Bavaria, dia pun ikut serta bersama dengan sang ayah terbang ke Jerman. Pada awalnya dia ditugaskan untuk mengurus sesuatu yang berhubungan dengan masalah kebugaran serta keseharian para pemain. Akan tetapi pada pekan ini dia mendapatkan promosi untuk bekerja sebagai seorang asisten.
“Pekerjaan utama saya bersama dengan Bayern adalah untuk memberikan dukungan kepada pelatih serta persiapan sebelum laga berlangsung. Dan juga dalam tengah-tengah laga.” keterangan Davide ketika sedang menjalin percakapan bersama dengan Situs Agen Sobobet Paling Populer.
“Sementara itu ketika latihan, saya menjelaskan tentang porsi latihan atau mungkin cuma memberikan bantuan terhadap ha yang terkait bahasa. Secara garis besar, ayah saya sendiri bisa berbahasa Jerman tapi belum fasih. SEmentara itu saya bisa berbahasa Jerman dengan oke karena saya sebelumnya sudah mempelajarinya selama delapan bulan. Secara pribadi saya menyukai bahasa di sini karena menarik, walaupun sulit tapi worth it.” kata anak dari pada eks manajer tim nasional Italia tersebut.
“Mengenai permasalahan melatih, entah mengapa saya super antusias. Di samping mengenai pribadi, saya juga bisa belajar tentang budaya serta bahasa yang baru. Atmosfer yang dimiliki di Bayern super sekali. Anda bisa meraskan tradisi yang besar terjadi di sini. Bersama dengan tim ini, semuanya terasa besar dan hal itu benar-benar dirasakan dengan nyata.” akhir katanya kepada Web Agen Sbobet Paling Populer.
Berita terakhir datang dari seorang Cristiano Ronaldo yang memberikan rasa terima kasihnya kepada Carlo Ancelotti yang dirasanya telah menjadi dalang di balik kesuksesan klub pada musim kemarin.
Periode 2015/16 memang bisa dibilang merupakan salah satu musim terbaik untuk CR7. Kenapa? Karena di samping menjadi juara di ajang Piala Eropa 2016 yang silam, namun dia juga sukses memenangkan Liga Champions bersama dengan MAdrid.
Mengenai kesuksesan pada musim kemarin, Ronaldo pun memberikan kredit untuk Zidane. Tertunjuknya nama Zidane untuk menjadi seorang manajer dia katakan telah membuat permainan dari pada Los Blancos mengalami perkembangan yang luar biasa.
“Memang pada faktanya kami tidak memulai musim kemarin dengan oke, akan tetapi pada akhirnya semua berjalan dengan menyenangkan dan itu semua terima kasih kepada Zidane.” akhir kata Ronaldo ketika memberikan keterangan untuk kami.
Zidane sendiri telah resmi mengambil alih posisi kepelatihan pada musim kemarin ketika Ancelotti kehilangan pekerjaannya.
Bermain di bawah asuhan Zidane, Madrid berakhir mengakhiri La Liga dengan 12 kali kemenangan secara berturut-turut walaupun hal tersebut pada akhirnya tidak sukses membuat takhta Barcelona turun. Namun di kompetisi Eropa, Madrid cukup sukses karena menang di Liga Champions, sekian diulas oleh Agen Sbobet Terpopuler. (RB)